Minggu, 20 Januari 2013

Pasar persaingan monopolistik & Oligopoli

Pasar persaingan monopolistik adalah suatu bentuk pasar yang didalamnya terdapat banyak penjual (produsen) yang menghasilkan produk yang coraknya berbeda satu sama lain. Model pasar persaingan monopolistic diperkenalkan pertama kali pada tahun 1933 oleh Chamberlin dan Joan Robinson. Pada dasarnya bentuk pasar ini merupakan bentuk pasar yang berada di antara dua bentuk pasar yang ekstrem, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli. Hal inilah yang menyebabkan ciri- ciri pasar persaingan monopolistik mirip dengan pasar persaingan sempurna maupun pasar monopoli. Kemiripan dengan pasar persaingan sempurna antara lain terletak pada banyaknya jumlah penjual (produsen), sedangkan perbedaannya terletak pada karakteristik produknya yang berbeda antara satu produsen dengan produsen yang lain (diferensiasi produk).

Kemiripan dengan pasar monopoli terletak pada kemampuan perusahaan dalam mempengaruhi harga, sedangkan perbedaannya antara lain terletak pada banyaknya jumlah penjual (produsen).
Ciri- ciri pasar persaingan monopolistik adalah seperti di uraian berikut:
• Terdapat banyak penjual (produsen)
Seperti halnya pada pasar persaingan sempurna, dalam pasar persaingan monopolistic terdapat banyak produsen. Pada umumnya produsen dalam pasar persaingan monopolistik mempunyai ukuran yang relatif sama. Kondisi ini menyebabkan produksi dari setiap produsen jumlahnya relatif kecil dibandingkan dengan jumlah produksi dalam keseluruhan pasar (industri).
• Karakteristik barangnya berbeda
Meskipun jumlah produsennya banyak, seperti dalam pasar persaingan sempurna, tetapi dalam hal produk yang dihasilkan tidak homogen (berbeda). Dalam pasar persaingan monopolistik, setiap produsen menghasilkan produk yang berbeda (differentiated product) atau terdapat diferensiasi produk. Diferensiasi produk tersebut dapat berupa diferensiasi fisik, misalnya kemasan, bentuk, dan desain maupun diferensiasi kualitas. Adanya diferensiasi produk ini menyebabkan produk yang dihasilkan akan menjadi daya tarik bagi konsumen untuk memilih suatu produk tertentu. Dalam hal ini produk yang dihasilkan bukan merupakan produk yang bersifat substitusi sempurna (perfect substitute) tetapi substitusi dekat (close substitute).
• Penjual mempunyai sedikit kemampuan mempengaruhi harga
Produsen dalam pasar persaingan monopolistik mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi harga, meskipun tidak sebesar pada pasar monopoli. Kemampuan ini sebagai akibat adanya diferensiasi produk yang menyebabkan konsumen lebih memilih pada suatu produk tertentu, meskipun harganya sudah mengalami kenaikan. Sebaliknya produsen yang menurunkan harga tidak dapat dengan mudah menaikkan penjualan produknya.
• Penjual relatif mudah untuk masuk kedalam pasar dan keluar dari pasar
Laba yang dinikmati oleh produsen dalam pasar persaingan monopolistik menarik perhatian produsen lain untuk memasuki pasar. Namun demikian, jika produsen tidak mampu bertahan dalam menghadapi persaingan maka akibatnya harus keluar untuk menghindari kerugian yang semakin besar.
• Persaingan dalam promosi penjualan sangat aktif
Produsen dalam pasar persaingan monopolistik harus aktif melakukan promosi. Hal ini dilakukan untuk menarik konsumen sebagai akibat adanya diferensiasi produk yang dihasilkan masing- masing produsen. Tujuan promosi yang dilakukan produsen adalah untuk memberikan informasi agar konsumen lebih mengenal produk yang ditawarkan sehingga akan mempengaruhi citarasa terhadap produk tersebut, menekankan kualitas suatu produk agar konsumen mengetahui bahwa produk tersebut berkualitas sangat baik dan memelihara hubungan baik dengan konsumen.

Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa penjual (produsen) untuk satu jenis barang tertentu. Jika terdiri dari 2 produsen disebut duopoli.
1. Jenis- jenis oligopoli
- Oligopoli dengan diferensiasi produk, yaitu antar produsen menghasilkan output yang berbeda.
- Oligopoli tanpa diferensiasi produk, yaitu antar produsen menghasilkan output yang sama.
2. Penentuan harga dan output
- Tinggi rendahnya tingkat diferensiasi produk akan mempengaruhi perilaku produsen dalam menentukan output atau harganya.
- Semakin tinggi tingkat diferensiasinya berarti semakin rendah tingkat ketergantungannya (interdependensi) terhadap perusahaan lain. Ini berarti kurva permintaannya tidak tergantung perusahaan lain.
- Semakin rendah tingkat diferensiasinya berarti semakin tinggi tingkat ketergantungannya (interdependensi) terhadap perusahaan lain. Ini berarti kurva permintaannya tergantung atau dipengaruhi perusahaan lain.
3. Keseimbangan pada pasar oligopoli akan dipengaruhi oleh 2 kemungkinan perilaku penjual.
- Setiap penjual tidak akan mengikuti tindakan penjual lainnya, dalam hal menentukan harga.
- Setiap penjual akan mengikuti tindakan penjual lainnya, khususnya dalam hal menurunkan harga.

Jenis Penerimaan

Penerimaan atau Revenue adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan.
Jenis-jenis Penerimaan
1. Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan.Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).

2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.

3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output. Bila Marginal revenue positif, berarti bila kita tambah penjualan kita dengan 1unit, maka Total Revenue (TR) berubah dengan suatu nilai yang positif,selama MR positif setiap kali penjualan ditambah dengan satu unit setiap kaliitu pula TR masih naik. Sebaliknya bila MR /Marginal Revenue sudahnegative maka: per defenisi tambahan penjualan dengan 1 unit output akanmengakibatkan perubahan yang negatif dari Total Revenue.Kasus II. Kurva penerimaan yang horizontal.Di sini berarti bahwa harga jual per unit yang diterima produsen tetap,berapapun volume output yang ia jual. Hubungan antara TR, MR dan AR sebagai berikut penerimaan yang horizontal

Q P = AR
TR= P.Q
MR = ∆TR/∆Q

Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal.
Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :
1. Positif;
2. Sama dengan nol;
3. Negatif.
C. Keuntunga maksimum
1. Permintaan Dan Hasil Jualan

Di dalam menganalisis usaha sesuatu perusahaan untuk memaksimumkan keuntungan, dua hal harus diperhatikan:
• Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan.
• Hasil penjualan dari barang yang dihasilkan perusahaan itu.

Sifat biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah bersamaan, walau dalam struktur pasar manapun ia digolongkan. Akan tetapi sifat hasil penjualan adalah berbeda di antara pasar persaingan sempurna dengan struktur pasar lainnya. Perbedaan ini disebabkan karena ditinjau dari sudut seorang produsen, bentuk permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen di pasar persaingan sempurna berbeda sifatnya dengan yang dihadapi seorang produsen di pasar lainnya.

2. Permintaan Pasar Dan Perusahaan
Sifat tersebut adalah setiap perusahaan adalah pengambil harga yaitu sesuatu perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk menentukan harga.
Kurva permintaan dd adalah berbentuk satu garis yang sejajar dengan sumbu datar, dan tingkat harga yang dicapai adalah Rp 3000. Kurva dd adalah bersifat elastis sempurna karena dua alasan. Yang pertama, hasil produksi perusahaan tersebut adalah serupa (identical) dengan produksi perusahaan-perusahaan lain dalam industri itu, dengan demikian apabila perusahaan tersebut menaikkan harga hasil produksinya, tidak satu pun dari hasil produksinya akan terjual. Para konsumen akan membeli dari perusahaan lain. Alasan kedua, oleh karena produksi perusahaan tersebut adalah sebagian kecil saja dari yang diperjualbelikan di pasar, perusahaan tersebut dapat menjual seluruh produksinya pada harga Rp 3000. Sumbu datar menunjukkan bahwa produksi perusahaan itu adalah jauh lebih kecil dari jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar. Karena perusahaan itu dapat menjual semua hasil produksinya, tidak ada alasan kepada perusahaan untuk menurunkan harga penjualan barangnya.

3. Hasil Penjualan Marjinal, Rata-Rata Dan Total
 a. Hasil Penjualan Rata-rata
Untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2 harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} = MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp 6000.

Pasar Monopoli

Pasar monopoli merupakan struktur pasar yang berlawanan ciri- cirinya dengan pasar persaingan sempurna. Didalam pasar monopoli hanya terdapat 1 penjual (produsen)untuk suatu jenis barang tertentu. Barang yang dihasilkan tidak mempunyai barang pengganti (substitusi) yang sangat dekat. Pada umumnya produsen monopoli memperoleh laba melebihi normal karena adanya hambatan masuk kedalam pasar. Adapun ciri- ciri pasar monopoli adalah sebagai berikut:
1. Hanya ada satu penjual (produsen)
Dalam pasar monopoli hanya terdapat satu penjual (produsen) untuk satu jenis barang tertentu. Artinya konsumen tidak dapat memperoleh barang tersebut dari produsen lain, karena barang yang diproduksi tidak terdapat hubungan substitusi yang sangat dekat dengan barang yang lain.
2. Penjual dapat mempengaruhi harga pasar (penjual sebagai price maker)
Sebagai satu- satunya pelaku di dalam pasar monopoli, produsen tentunya dapat mempengaruhi atau menentukan harga barang yang dihasilkan (price maker) dengan memperhatikan jumlah barang yang dihasilkan. Oleh karena itu, kurva permintaan yang dihadapi berlereng negatif.
3. Terdapat hambatan untuk masuk (barriers to entry) ke pasar
Hambatan untuk masuk (barriers to entry) ke pasar monopoli merupakan ciri- ciri yang mutlak pada pasar monopoli, karena tanpa hambatan masuk jumlah produsen menjadi lebih dari satu. Hambatan untuk masuk dapat berupa hambatan teknis dan hambatan hukum.
Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya monopoli
1. Produsen pada pasar monopoli mempunyai sumberdaya yang unik dan tidak dimiliki produsen lain.
2. Produsen pada pasar monopoli dapat menikmati economies of scale.
3. Produsen pada pasar monopoli diberi hak monopoli oleh pemerintah melalui undang- undang.

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

BAB I PENDAHULUAN
Jumlah output yang diproduksi perusahaan agar mencapai laba maksimal adalah pada saat MR=MC.Ekstrim pertama, perusahaan berada dalam pasar persaingan sempurna (perfect competition), dimana jumlah perusahaan begitu banyak dan kemampuan setiap perusahaan sangat kecil untuk mempengaruhi harga pasar. Ekstrim kedua adalah perusahaan hanya satu – satunya produsen (monopoli).
Kondisi ekstrim tersebut jarang sekali terjadi, umumnya dua kondisis peralihan antara ekstrim persaingan sempurna dan monopoli. Kondisi pertama adalah perusahaan bersaing, tetapi masing – masing mempunyai daya monopoli (terbatas), disebut persaingan monopolistic (monopolistic competition). Kedua adalah dalam pasar hanya ada beberapa produsen yang jika bekerja sama mampu menghasilkan daya monopoli dikenal sebagai oligopoli (oligopoly).
BAB II TEORI
Berikut ada beberapa unsur yg harus di perhatikan dalam pasar persaingan bebas, diantaranya sebagai berikut.
  1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
Beberapa karakteristik agar sebuh pasar dapat dikatakan persaingan sempurna:
    a.     Homogenitas Produk (Homogeneous Product)
Produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen
tanpa perlu mengetahui siapa produsennya.
    b.     Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan
sempurna tentang harga produk dan input yang dijual.
    c.     Output Perusahaan Relatif Kecil (Small RelativelOutput)
Perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien
(biaya rata – rata terendah), kendati pun demikian jumlah output setiap
perusahaan secara individu dianggap relative kecil
dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.
    d.     Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker)
Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang
ditetapkan pasar (price taker). Secara individu perusahaan tidak mampu
mempengaruhi harga pasar.
     e.    Keleluasaan Masuk – Kelur Pasar (Free Entry and Exit)
Dalam pasar persaingan sempurna factor produksi mobilitasnya tidak
terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikelurkan untuk memindahkan
factor produksi
2.   Permintaan dan Penawaran Dalam Pasar
     Persaingan Sempurna
      a.  Permintaan
-  Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
-  Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapa pun yang dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah.
       b. Penerimaan
-  Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penarimaan rata – rata (AR) sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P)
-  Kurva penerimaaan total berbentuk garis lurus dengan sudut
kemiringan positif, bergerak mulai dari titik (0,0).
3.            Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
a.    Perusahaan sebaiknya hanya berproguksi, paling tidak, bila biaya variable (VC)
adalah sama dengan penerimaaan total (TR), atau biaya variabrl rata – rata (AVC)
sama dengan harga.
b.    Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba
maksimum atau dalam kondisi buruk kerugiannya minimum (minimum loss).
4.      Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang
a.   Perusahaan harus bekaerja sebaik mungkin (doing as well as
      possible) agar perusahaan mencapai keadaan yang paling
optimal.
b.  Tidak mengalami kerugian (not suffering loss) agar dapat
mengaanti barang modal yang digunakan dalam produksi.
c.  Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk – keluar karena
laba nol (zero profit), yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat
pengembalian yang sama.
d.  Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi pada saat  SAC = LAC.
         
BAB III PEMBAHASAN
Pasar persaingan sempurna memiliki kekuatan dan kelemahan dalam melakukan strategi – strategi pasar.
      a. Kekuatan
1.  Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah
Dengan kata lain si pengusaha harus  pandai – pandai melakukan permainan harga jual    agar lebih murah dibandingkan dengan para pesaing mereka agar lebih banyak mendapatkan pelanggan.
2.  Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal.
Penjual melakukan ready stock yaitu dengan menyiapkan barang-barang dagangannya lebih banyak agar si pelanggan tidak bingung untuk mencari barang barang yg di cari.
3.  Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi (produk yang homogen) dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga. Si penjual diharuskan bukan hanya untuk menjaga kuantitas produk tapi diharuskan juga untuk menjaga kualitas pada produk yg di tawarkan kepada masyarakat sehingga masyarakat nyaman dan tidak takut dalam mengkonsumsi produk dan timbul ras percaya bahkan tidak takut atau meragukan akan kualitas dan harga produk tersebut.
    b. Kelemahan
1.  Kelemahan Dalam Hal Konsumsi
Bila si penjual tidak bisa menjaga kepercayaan pelanggan dengan baik. Para pelanggan akan kecewa dan terjadilah kelemahan dalam hal konsumsi dikarenakan produk mereka tidak terjual habis krna menurunnya jumalh pelanggan.
2.  Kelemahan Dalam Pengembangan Teknologi
Kebanyakan para penjual di pasar-pasar tradisional lemah dalam mengembangkan teknologi tidak dengan hal pasar swalayan atau mini market yg sudah lumayan dalam melakukan pengembangan teknologi.
3.  Konflik Efisiensi  –  Keadilan.
Konflik pun sering terjadi diantara penjual dengan penjual lain mungkin di karenakan penjual lain iri atau merasa pelanggannya direbut. bahkan ada penjual dengan pembeli di karenakan penjual yg tidak melakukan pelayanan yg baik dengan pembeli.

TEORI PRODUKSI DAN BIAYA

Pengertian dan Periode Produksi dan Biaya
Ø  Teori Produksi
Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara kuantitas produk dan faktor-faktor produksi yang digunakan.  Sedangkan fungsi produksi dinyatakan dalam bentuk  :
Q = f(K,L,T,N)
Fungsi produksi output dipengaruhi oleh faktor kapital (K), faktor tenaga kerja (L), teknologi (T), dan tanah (N). Jika faktor-faktor produksi selain tenaga kerja dianggap tetap /konstan maka fungsi produksi ouput dipengaruhi oleh faktor tenaga kerja saja.
Q = f(L)
Faktor–faktor produksi yang bersifat tetap disebut input tetap sedangkan faktor produksi yang berubah di sebut dengan faktor produksi variable.
Ø  Biaya Ekonomis
Biaya ekonomis adalah besarnya pengorbanan atas barang alternatif yang hilang dan tidak dapat diproduksi. Bila karyawan pabrik konveksi bekerja memproduksi baju maka pada waktu yang sama karyawan tersebut tidak dapat memproduksi celana. Biaya ekonomis dibagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit berupa pembayaran-pembayaran perusahaan untuk menyewa tenaga kerja, mesin-mesin, jasa transportasi dan membeli bahan baku. Sedangkan biaya implisit merupakan biaya faktor produksi milik sendiri, seperti modal sendiri yang dipakai hingga tidak perlu membayar bunga modal.
Ø  Periode Produksi dan Biaya
Periode produksi dibedakan menjadi periode jangka pendek dan periode jangka panjang. Periode jangka pendek merupakan periode dimana perusahaan tidak mempunyai cukup waktu untuk mengubah kapasitas pabrik, namun dapat mengubah tingkat penggunaan input tertentu. Misalnya menambah atau mengurangi tenaga kerja. Sedangkan dalam periode jangka panjang, perusahaan dapat mengubah semua input termasuk kapasitas produk berupa mesin dan peralatan produksi lain.

Produksi dan Biaya Jangka Pendek
Ø  Periode Produksi dan Biaya Jangka Pendek
Produk marginal (marginal product = MP) yaitu tambahan output atau produk total akibat tambahan satu satuan tenaga kerja atau tambahan satu faktor produksi variable.
MP = d(TP)/d(L)
Produk rata-rata per tenaga kerja (average product = AP) merupakan pembagian produk total dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi.
AP = TP/L
Biaya total (total cost = TC) merupakan penjumlahan biaya variabel  total (TVC) dan biaya tetap total (TFC). Biaya variabel total (TVC) merupkan biaya yang berubah seiring perubahan output yang diproduksi. Misalnya pembayaran bahan baku, bahan bakar, tenaga kerja, dll. Sedangkan biaya tetap total (Total Fixed Cost = TFC) merupakan biaya yang tidak berubah karena perubahan output. Misalnya pembayaran sewa, penyusutan gedung dan peralatan-peralatan lain, premi asuransi, gaji manager puncak.  Biaya total atau total cost (TC) dirumuskan dengan
TC = TVC+TFC
Bila misalnya biaya tetap yang dikeluarkan oleh produsen adalah sebesar Rp. 300.000, dan biaya variabelnya 3Q+0,5Q2 .
Maka biaya totalnya (TC) = 300.000 + 3Q + 0,5Q2 .
Misalnya perusahaan memproduksi sebanyak 500 satuan maka biaya totalnya dapat kita hitung sebagai berikut:
TC = 300.000 + 3 (500) + 0,5 (250000)
            = 300.000 + 1500 + 125000
            = 426.500
Misalnya perusahaan tidak berproduksi maka biaya totalnya:
TC = 300.000+ 3 (0) + 0,5 (0)
            = 300.000
Biaya tetap rata-rata (AFC) merupakan pembagian biaya tetap total dengan kuantitas output yang bersangkutan (Q).
AFC = TFC/Q
Biaya variable rata-rata (AVC) merupakan pembagian biaya variable total dengan output yang bersangkutan.
AVC =TVC/Q
Kurva AVC berbentuk huruf U. Mula-mula kurva  AVC turun mencapai minimum  karena hanya memerlukan tambahan faktor produksi variable yang lebih sedikit untuk memproduksi setiap tambahan output dan kemudian kurva AVC naik karena ada Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun yang memerlukan semakin banyak pengunaan faktor-faktor produksi variable untuk memproduksi setiap satuan output tambahan.
Biaya total rata-rata yaitu pembagian biaya total (TC) dengan output total (Q). Biaya total rata-rata ini juga dapat diperoleh dengan menambahkan biaya tetap rata-rata (AFC) dengan biaya variable rata-rata (AVC).
AC= TC/Q = AFC + AVC
Dari soal diatas besarnya AC dapat dihitung.
AC = TC/Q
Kurva AC berbentuk huruf U yang terletak diatasnya kurva AVC. Jarak vertikal antara keduanya berupakan besarnya FC pada seiap tingkat output.
Biaya marjinal merupakan tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksi satu satuan output tambahan.
MC =  dTC/dQ
MC dari soal diatas sebesar:
Biaya totalnya (TC) = 300.000 + 3Q + 0,5Q2 .
MC =  dTC/dQ
MC= d(300.000 + 3Q + 0,5Q2)/dQ
MC = 3 + Q
Hubungan antara biaya marjinal dan produk marjinal
Bila produk marjinal naik maka biaya marjinal mengalami penurunan, dan bila produk marjinal turun maka biaya marjinal mengalami kenaikan pada penambahan dari penggunaan tenaga kerja. Kurva biaya marjinal berbentuk U sedangkan kurva produk marjinal berbentuk U terbalik. Kurva biaya marjinal mencapai titik minimum pada saat kurva produk marjinal mencapai maksimum.
Hubungan antara AVC, AC, dan MC
Kurva MC memotong kurva AVC dan AC pada titik minimum. Bila besarnya biaya marjinal (MC) lebih kecil dari biaya total rata-rata (AC) maka AC akan turun. Bila biaya marjinal (MC) lebih besar dari biaya total rata-rata (AC) maka AC akan naik.
  
Produksi dan Biaya Jangka Panjang
Ø  Periode Produksi dan Biaya Jangka Panjang
Pada periode produksi jangka panjang, perusahaan dapat mengubah kapasitas pabrik dengan menambah atau mengurangi kapasitas pabrik tersebut dan semua faktor produksi bersifat variable. Misalnya perusahaan hanya menggunakan dua faktor produksi berupa tenaga kerja dan kapital. Fungsi produksi perusahaan tersebut adalah:
Q = f(K,L)
Kurva isoproduk merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi (kapital dan tenaga kerja) yang dapat digunakan untuk menghasilkan kuantitas output yang sama. Kurva isoproduk berlereng menurun dan berbentuk cekung ke arah titik asal.  Antara faktor produksi tenaga kerja dan kapital dapat saling menggantikan. Misalnya di pabrik tekstil, dalam menghasilkan output yang sama dapat menggunakan lebih banyak mesin-mesin untuk mengganti faktor produksi tenaga kerja.  Derajat subtitusi menurun (marginal rate of technical substitution = MRTS) dapat diukur dengan (∆L/∆K).
MRTSL,K =
MRTSL,K = derajat penggantian L oleh K, ∆L= perubahan L,  ∆K = perubahan K
Kurva isobiaya adalah kurva yang menunjukkan kombinasi faktor produksi yang dapat dibeli dengan tingkat pengeluaran tertentu. Kurva isobiaya berlereng menurun karena dengan sejumlah pengeluaran tertentu, bila kuantitas faktor produksi tenaga kerja yang dapat dibeli bertambah maka faktor produksi kapital yang dapat dibeli berkurang.
TC = (PK.K + PL. L)



 
Minimisasi Biaya Produksi atau Maksimisasi Output
Produsen meminimumkan biaya produksi pada tingkat output berapapun yang dapat dicapai bila kurva isobiaya menyinggung kurva isoproduk tertinggi. Perusahaan juga dapat memproduksi output maksimal pada tingkat biaya total tertentu.
Syarat keseimbangan produksi yang harus dipenuhi yaitu:
 MPL = produk marjinal faktor tenaga kerja (L), MPK = produk marjinal faktor tenaga kerja (L), MPx = produk marjinal faktor x;  PL,PK,Px = harga faktor produksi.
Bila setiap tingkat output sudah diproduksi dengan kombinasi faktor produksi dengan biaya minimum maka keseimbangn produksi telah tercapai. Jika titik-titik  keseimbangan dihubungkan maka akan diperoleh jalur perluasan produksi (expansion path).

EKUILIBRIUM ( Keseimbangan Pasar )

1. PENGERTIAN
Ekuilibrium adalah keadaan yang menunjukkan baik Konsumen maupun Produsen telah menyetujui harga suatu barang, yaitu harga yang Konsumen  bersedia membeli untuk sejumlah barang sama dengan harga yang Produsen bersedia menjual untuk sejumlah barang tersebut.

Harga keseimbangan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Penjual dan pembeli biasanya akan selalu mengambil tindakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara pemintaan dan penawaran. Situasi dimana jumlah penawaran lebih besar dari permintaan disebut dengan surplus. Sebaliknya, situasi dimana jumlah permintaan lebih besar dari pernawaran disebut dengan kekurangan (shortage).

Setelah pasar sampai ke titik ekuilibrium, penjual dan pembeli sama – sama puas dan harga pun tidak akan berubah lagi. Biasanya situasi surplus maupun kekurangan sifatnya sementara, karena pasar akan selalu bergerak kearah titik keseimbangan. Kondisi seperti inilah yang disebut dengan hukum penawaran dn permintaan (the law of supply and demand).

Kita tahu bahwa permintaan dan penawaran tidak selalu tetap, namun selalu berubah – ubah sesuai dengan perubahan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Apabila terjadi perubahan pada faktor – faktor tersebut, maka permintaan dan penawaran juga ikut berubah dan otomatis akan merubah posisi titik ekuilibrium. Jika terjadi peningkatan jumlah permintaan namun jumlah penawaran tetap, maka harga akan naik, sehingga titik ekuilibrium juga bergeser naik. Sementara jika penawaran naik namun permintaan tetap, maka harga akan turun dan mengakibatkan titik ekuilibrium juga turun.


2.  Syarat-syarat Titik Keseimbangan Pasar
Titik keseimbangan pasar bagi barang dan jasa tertentu harus memenuhi syarat sebagai berikut:
    1. Hanya berlaku untuk nilai-nilai (p dan q) yang positif.
    2. Hanya berlaku untuk titik yang memenuhi syarat bagi (sesuai dengan ciri-ciri dari) Kurva Permintaan maupun Kurva Penawaran.
Jadi keseimbangan pasar hanya ada satu.  Walaupun mungkin ada 2 titik potong antara Fungsi Permintaan dan Fungsi Penawaran (secara matematis) tetapi hanya ada satu titik potong antara Kurva Permintaan dan Kurva Penawaran, dengan kata lain hanya satu yang berlaku sebagai titik keseimbangan pasar.
3.  Penjelasan Secara Grafis
[untuk sementara belum bisa dilihat, tunggu sampai ada penampakan! Hehehe ...]
  • Keterangan:
  • E  =  Equilibrium [Keseimbangan]
  • D  =  Demand [Permintaan]
  • S  =  Supply [Penawaran]
  • q  =  jumlah pada keseimbangan pasar
  • p  =  harga pada keseimbangan pasar
3.a.  Konsumen dan produsen membuat kesepakatan pada harga pe, di mana konsumen ingin membeli barang sebanyak qe, sehingga terjadi keseimbangan pasar barang tersebut pada titik E (D=S).
3.b.  Pada harga p1, terjadi kelebihan penawaran (excess supply) sebesar q1aq1b, dan menimbulkan kompetisi di antara produsen sehingga akan mendorong turunnya harga barang dari p1 ke pe.
3.c.  Pada harga p2, terjadi kelebihan permintaan (excess demand) sebesar q2aq2b, dan menimbulkan kompetisi di antara konsumen sehingga akan mendorong naiknya harga barang dari p2 ke pe.
4.  Contoh-contoh Soal
4.a.  Jika diketahui barang A mempunyai Fungsi Permintaan  p = q² – 12q + 36  dan Fungsi Penawarannya adalah  p = q² + 2q + 1  carilah titik keseimbangan pasar barang A serta nilai-nilai q dan p yang berlaku bagi permintaan maupun penawaran barang tersebut.
Jawab 4.a. …
4.b.  Tentukan titik keseimbangan pasar dari Fungsi Permintaan barang B  8q + 3p = 49  dan Fungsi Penawarannya  8q = p² – 5, serta tunjukkan secara grafis!
Jawab 4.b. …
  • Mau lagi?  …
  • Enak aja nggak mau!  Kalau pingin bisa, ya kerjain latihannya sampai otak encer dan tangan lemes buat gambar grafik, hehehe …
  • Okelah kalau begitu
4+.  Tentukanlah titik keseimbangan pasar barang tertentu yang Fungsi Permintaan dan Fungsi Penawarannya dirumuskan seperti di bawah ini, kemudian gambarkan titik keseimbangan pasar tersebut dalam satu diagram serta tentukan pula nilai-nilai q dan p yang berlaku bagi permintaan dan penawaran barang tersebut:
  1. D:  p = 30 – 5q²                          dan  S:  p = 2q² + 4q + 6
  2. D:  (q + 20)(p + 10) = 400    dan  S:  2p = q + 7 
  3. D:  q = 2 - 2p                               dan  S:  q = 2p – 3
  4. D:  (3q + 4)/(2q – 1) = p          dan  S:  p = 2q + 1
  5. D:  p = 2q² – 22q + 60             dan  S:  p = q² + 2q + 1
  6. D:  q = p² – 9p + 20                   dan  S:  q = p² – 1
Fungsi Permintaan, Fungsi PenawaranKeseimbangan Pasar, dan Pengaruh Pajak Dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar biasanya hanya diberikan dalam 2 kali pertemuan saja dan hampir pasti keluar di UAS [matrix yang mungkin nggak dikeluarkan, karena sangat jarang aplikasinya dalam perekonomian].  Jadi kalau mau lancar, ya kerjakan latihan soal biar saat UAS langsung tahu langkah-langkah penyelesaiannya, 5 menit juga sudah kelar sampai grafiknya. :)   Kalau nggak begitu, pasti susah menelan soalnya, lama mencernanya, waktu habis, dan lewat deh 1 soal, bahkan bisa lebih.

Perbedaan antara Jumlah Diminta dan Perubahan Permintaan

Bedanya Antara Jumlah yang Di Minta dan Perubahan Permintaan :



  • Jumlah Yang diminta terjadi pada satu kurva yang sama. Hal ini di sebabkan karena perubahan Harga Barang itu sendiri
  • Perubahan Permintaan itu seluruh kurva permintaan bergeser bisa ke atas maupun kebawah. Hal ini di sebabkan oleh faktor-faktor yang tadinya di anggap Siteris Paribus berubah ke kanan.

  • Siteris Paribus/ Ceteris Paribus adalah biasanya digunakan dalam dunia ekonomi untuk menunjukan bahwa semua variable kecuali satu variable yang disebutkan, diasumsikan tidak berubah

    Permintaan Pasar adalah penjumlahan dari permintaan individu individu yang ada di pasar