Minggu, 20 Januari 2013

Pasar persaingan monopolistik & Oligopoli

Pasar persaingan monopolistik adalah suatu bentuk pasar yang didalamnya terdapat banyak penjual (produsen) yang menghasilkan produk yang coraknya berbeda satu sama lain. Model pasar persaingan monopolistic diperkenalkan pertama kali pada tahun 1933 oleh Chamberlin dan Joan Robinson. Pada dasarnya bentuk pasar ini merupakan bentuk pasar yang berada di antara dua bentuk pasar yang ekstrem, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli. Hal inilah yang menyebabkan ciri- ciri pasar persaingan monopolistik mirip dengan pasar persaingan sempurna maupun pasar monopoli. Kemiripan dengan pasar persaingan sempurna antara lain terletak pada banyaknya jumlah penjual (produsen), sedangkan perbedaannya terletak pada karakteristik produknya yang berbeda antara satu produsen dengan produsen yang lain (diferensiasi produk).

Kemiripan dengan pasar monopoli terletak pada kemampuan perusahaan dalam mempengaruhi harga, sedangkan perbedaannya antara lain terletak pada banyaknya jumlah penjual (produsen).
Ciri- ciri pasar persaingan monopolistik adalah seperti di uraian berikut:
• Terdapat banyak penjual (produsen)
Seperti halnya pada pasar persaingan sempurna, dalam pasar persaingan monopolistic terdapat banyak produsen. Pada umumnya produsen dalam pasar persaingan monopolistik mempunyai ukuran yang relatif sama. Kondisi ini menyebabkan produksi dari setiap produsen jumlahnya relatif kecil dibandingkan dengan jumlah produksi dalam keseluruhan pasar (industri).
• Karakteristik barangnya berbeda
Meskipun jumlah produsennya banyak, seperti dalam pasar persaingan sempurna, tetapi dalam hal produk yang dihasilkan tidak homogen (berbeda). Dalam pasar persaingan monopolistik, setiap produsen menghasilkan produk yang berbeda (differentiated product) atau terdapat diferensiasi produk. Diferensiasi produk tersebut dapat berupa diferensiasi fisik, misalnya kemasan, bentuk, dan desain maupun diferensiasi kualitas. Adanya diferensiasi produk ini menyebabkan produk yang dihasilkan akan menjadi daya tarik bagi konsumen untuk memilih suatu produk tertentu. Dalam hal ini produk yang dihasilkan bukan merupakan produk yang bersifat substitusi sempurna (perfect substitute) tetapi substitusi dekat (close substitute).
• Penjual mempunyai sedikit kemampuan mempengaruhi harga
Produsen dalam pasar persaingan monopolistik mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi harga, meskipun tidak sebesar pada pasar monopoli. Kemampuan ini sebagai akibat adanya diferensiasi produk yang menyebabkan konsumen lebih memilih pada suatu produk tertentu, meskipun harganya sudah mengalami kenaikan. Sebaliknya produsen yang menurunkan harga tidak dapat dengan mudah menaikkan penjualan produknya.
• Penjual relatif mudah untuk masuk kedalam pasar dan keluar dari pasar
Laba yang dinikmati oleh produsen dalam pasar persaingan monopolistik menarik perhatian produsen lain untuk memasuki pasar. Namun demikian, jika produsen tidak mampu bertahan dalam menghadapi persaingan maka akibatnya harus keluar untuk menghindari kerugian yang semakin besar.
• Persaingan dalam promosi penjualan sangat aktif
Produsen dalam pasar persaingan monopolistik harus aktif melakukan promosi. Hal ini dilakukan untuk menarik konsumen sebagai akibat adanya diferensiasi produk yang dihasilkan masing- masing produsen. Tujuan promosi yang dilakukan produsen adalah untuk memberikan informasi agar konsumen lebih mengenal produk yang ditawarkan sehingga akan mempengaruhi citarasa terhadap produk tersebut, menekankan kualitas suatu produk agar konsumen mengetahui bahwa produk tersebut berkualitas sangat baik dan memelihara hubungan baik dengan konsumen.

Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa penjual (produsen) untuk satu jenis barang tertentu. Jika terdiri dari 2 produsen disebut duopoli.
1. Jenis- jenis oligopoli
- Oligopoli dengan diferensiasi produk, yaitu antar produsen menghasilkan output yang berbeda.
- Oligopoli tanpa diferensiasi produk, yaitu antar produsen menghasilkan output yang sama.
2. Penentuan harga dan output
- Tinggi rendahnya tingkat diferensiasi produk akan mempengaruhi perilaku produsen dalam menentukan output atau harganya.
- Semakin tinggi tingkat diferensiasinya berarti semakin rendah tingkat ketergantungannya (interdependensi) terhadap perusahaan lain. Ini berarti kurva permintaannya tidak tergantung perusahaan lain.
- Semakin rendah tingkat diferensiasinya berarti semakin tinggi tingkat ketergantungannya (interdependensi) terhadap perusahaan lain. Ini berarti kurva permintaannya tergantung atau dipengaruhi perusahaan lain.
3. Keseimbangan pada pasar oligopoli akan dipengaruhi oleh 2 kemungkinan perilaku penjual.
- Setiap penjual tidak akan mengikuti tindakan penjual lainnya, dalam hal menentukan harga.
- Setiap penjual akan mengikuti tindakan penjual lainnya, khususnya dalam hal menurunkan harga.

Jenis Penerimaan

Penerimaan atau Revenue adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan.
Jenis-jenis Penerimaan
1. Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan.Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).

2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.

3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output. Bila Marginal revenue positif, berarti bila kita tambah penjualan kita dengan 1unit, maka Total Revenue (TR) berubah dengan suatu nilai yang positif,selama MR positif setiap kali penjualan ditambah dengan satu unit setiap kaliitu pula TR masih naik. Sebaliknya bila MR /Marginal Revenue sudahnegative maka: per defenisi tambahan penjualan dengan 1 unit output akanmengakibatkan perubahan yang negatif dari Total Revenue.Kasus II. Kurva penerimaan yang horizontal.Di sini berarti bahwa harga jual per unit yang diterima produsen tetap,berapapun volume output yang ia jual. Hubungan antara TR, MR dan AR sebagai berikut penerimaan yang horizontal

Q P = AR
TR= P.Q
MR = ∆TR/∆Q

Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal.
Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :
1. Positif;
2. Sama dengan nol;
3. Negatif.
C. Keuntunga maksimum
1. Permintaan Dan Hasil Jualan

Di dalam menganalisis usaha sesuatu perusahaan untuk memaksimumkan keuntungan, dua hal harus diperhatikan:
• Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan.
• Hasil penjualan dari barang yang dihasilkan perusahaan itu.

Sifat biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah bersamaan, walau dalam struktur pasar manapun ia digolongkan. Akan tetapi sifat hasil penjualan adalah berbeda di antara pasar persaingan sempurna dengan struktur pasar lainnya. Perbedaan ini disebabkan karena ditinjau dari sudut seorang produsen, bentuk permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen di pasar persaingan sempurna berbeda sifatnya dengan yang dihadapi seorang produsen di pasar lainnya.

2. Permintaan Pasar Dan Perusahaan
Sifat tersebut adalah setiap perusahaan adalah pengambil harga yaitu sesuatu perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk menentukan harga.
Kurva permintaan dd adalah berbentuk satu garis yang sejajar dengan sumbu datar, dan tingkat harga yang dicapai adalah Rp 3000. Kurva dd adalah bersifat elastis sempurna karena dua alasan. Yang pertama, hasil produksi perusahaan tersebut adalah serupa (identical) dengan produksi perusahaan-perusahaan lain dalam industri itu, dengan demikian apabila perusahaan tersebut menaikkan harga hasil produksinya, tidak satu pun dari hasil produksinya akan terjual. Para konsumen akan membeli dari perusahaan lain. Alasan kedua, oleh karena produksi perusahaan tersebut adalah sebagian kecil saja dari yang diperjualbelikan di pasar, perusahaan tersebut dapat menjual seluruh produksinya pada harga Rp 3000. Sumbu datar menunjukkan bahwa produksi perusahaan itu adalah jauh lebih kecil dari jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar. Karena perusahaan itu dapat menjual semua hasil produksinya, tidak ada alasan kepada perusahaan untuk menurunkan harga penjualan barangnya.

3. Hasil Penjualan Marjinal, Rata-Rata Dan Total
 a. Hasil Penjualan Rata-rata
Untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2 harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} = MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp 6000.

Pasar Monopoli

Pasar monopoli merupakan struktur pasar yang berlawanan ciri- cirinya dengan pasar persaingan sempurna. Didalam pasar monopoli hanya terdapat 1 penjual (produsen)untuk suatu jenis barang tertentu. Barang yang dihasilkan tidak mempunyai barang pengganti (substitusi) yang sangat dekat. Pada umumnya produsen monopoli memperoleh laba melebihi normal karena adanya hambatan masuk kedalam pasar. Adapun ciri- ciri pasar monopoli adalah sebagai berikut:
1. Hanya ada satu penjual (produsen)
Dalam pasar monopoli hanya terdapat satu penjual (produsen) untuk satu jenis barang tertentu. Artinya konsumen tidak dapat memperoleh barang tersebut dari produsen lain, karena barang yang diproduksi tidak terdapat hubungan substitusi yang sangat dekat dengan barang yang lain.
2. Penjual dapat mempengaruhi harga pasar (penjual sebagai price maker)
Sebagai satu- satunya pelaku di dalam pasar monopoli, produsen tentunya dapat mempengaruhi atau menentukan harga barang yang dihasilkan (price maker) dengan memperhatikan jumlah barang yang dihasilkan. Oleh karena itu, kurva permintaan yang dihadapi berlereng negatif.
3. Terdapat hambatan untuk masuk (barriers to entry) ke pasar
Hambatan untuk masuk (barriers to entry) ke pasar monopoli merupakan ciri- ciri yang mutlak pada pasar monopoli, karena tanpa hambatan masuk jumlah produsen menjadi lebih dari satu. Hambatan untuk masuk dapat berupa hambatan teknis dan hambatan hukum.
Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya monopoli
1. Produsen pada pasar monopoli mempunyai sumberdaya yang unik dan tidak dimiliki produsen lain.
2. Produsen pada pasar monopoli dapat menikmati economies of scale.
3. Produsen pada pasar monopoli diberi hak monopoli oleh pemerintah melalui undang- undang.

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

BAB I PENDAHULUAN
Jumlah output yang diproduksi perusahaan agar mencapai laba maksimal adalah pada saat MR=MC.Ekstrim pertama, perusahaan berada dalam pasar persaingan sempurna (perfect competition), dimana jumlah perusahaan begitu banyak dan kemampuan setiap perusahaan sangat kecil untuk mempengaruhi harga pasar. Ekstrim kedua adalah perusahaan hanya satu – satunya produsen (monopoli).
Kondisi ekstrim tersebut jarang sekali terjadi, umumnya dua kondisis peralihan antara ekstrim persaingan sempurna dan monopoli. Kondisi pertama adalah perusahaan bersaing, tetapi masing – masing mempunyai daya monopoli (terbatas), disebut persaingan monopolistic (monopolistic competition). Kedua adalah dalam pasar hanya ada beberapa produsen yang jika bekerja sama mampu menghasilkan daya monopoli dikenal sebagai oligopoli (oligopoly).
BAB II TEORI
Berikut ada beberapa unsur yg harus di perhatikan dalam pasar persaingan bebas, diantaranya sebagai berikut.
  1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
Beberapa karakteristik agar sebuh pasar dapat dikatakan persaingan sempurna:
    a.     Homogenitas Produk (Homogeneous Product)
Produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen
tanpa perlu mengetahui siapa produsennya.
    b.     Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan
sempurna tentang harga produk dan input yang dijual.
    c.     Output Perusahaan Relatif Kecil (Small RelativelOutput)
Perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien
(biaya rata – rata terendah), kendati pun demikian jumlah output setiap
perusahaan secara individu dianggap relative kecil
dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.
    d.     Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker)
Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang
ditetapkan pasar (price taker). Secara individu perusahaan tidak mampu
mempengaruhi harga pasar.
     e.    Keleluasaan Masuk – Kelur Pasar (Free Entry and Exit)
Dalam pasar persaingan sempurna factor produksi mobilitasnya tidak
terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikelurkan untuk memindahkan
factor produksi
2.   Permintaan dan Penawaran Dalam Pasar
     Persaingan Sempurna
      a.  Permintaan
-  Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
-  Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapa pun yang dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah.
       b. Penerimaan
-  Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penarimaan rata – rata (AR) sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P)
-  Kurva penerimaaan total berbentuk garis lurus dengan sudut
kemiringan positif, bergerak mulai dari titik (0,0).
3.            Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
a.    Perusahaan sebaiknya hanya berproguksi, paling tidak, bila biaya variable (VC)
adalah sama dengan penerimaaan total (TR), atau biaya variabrl rata – rata (AVC)
sama dengan harga.
b.    Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba
maksimum atau dalam kondisi buruk kerugiannya minimum (minimum loss).
4.      Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang
a.   Perusahaan harus bekaerja sebaik mungkin (doing as well as
      possible) agar perusahaan mencapai keadaan yang paling
optimal.
b.  Tidak mengalami kerugian (not suffering loss) agar dapat
mengaanti barang modal yang digunakan dalam produksi.
c.  Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk – keluar karena
laba nol (zero profit), yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat
pengembalian yang sama.
d.  Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi pada saat  SAC = LAC.
         
BAB III PEMBAHASAN
Pasar persaingan sempurna memiliki kekuatan dan kelemahan dalam melakukan strategi – strategi pasar.
      a. Kekuatan
1.  Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah
Dengan kata lain si pengusaha harus  pandai – pandai melakukan permainan harga jual    agar lebih murah dibandingkan dengan para pesaing mereka agar lebih banyak mendapatkan pelanggan.
2.  Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal.
Penjual melakukan ready stock yaitu dengan menyiapkan barang-barang dagangannya lebih banyak agar si pelanggan tidak bingung untuk mencari barang barang yg di cari.
3.  Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi (produk yang homogen) dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga. Si penjual diharuskan bukan hanya untuk menjaga kuantitas produk tapi diharuskan juga untuk menjaga kualitas pada produk yg di tawarkan kepada masyarakat sehingga masyarakat nyaman dan tidak takut dalam mengkonsumsi produk dan timbul ras percaya bahkan tidak takut atau meragukan akan kualitas dan harga produk tersebut.
    b. Kelemahan
1.  Kelemahan Dalam Hal Konsumsi
Bila si penjual tidak bisa menjaga kepercayaan pelanggan dengan baik. Para pelanggan akan kecewa dan terjadilah kelemahan dalam hal konsumsi dikarenakan produk mereka tidak terjual habis krna menurunnya jumalh pelanggan.
2.  Kelemahan Dalam Pengembangan Teknologi
Kebanyakan para penjual di pasar-pasar tradisional lemah dalam mengembangkan teknologi tidak dengan hal pasar swalayan atau mini market yg sudah lumayan dalam melakukan pengembangan teknologi.
3.  Konflik Efisiensi  –  Keadilan.
Konflik pun sering terjadi diantara penjual dengan penjual lain mungkin di karenakan penjual lain iri atau merasa pelanggannya direbut. bahkan ada penjual dengan pembeli di karenakan penjual yg tidak melakukan pelayanan yg baik dengan pembeli.

TEORI PRODUKSI DAN BIAYA

Pengertian dan Periode Produksi dan Biaya
Ø  Teori Produksi
Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara kuantitas produk dan faktor-faktor produksi yang digunakan.  Sedangkan fungsi produksi dinyatakan dalam bentuk  :
Q = f(K,L,T,N)
Fungsi produksi output dipengaruhi oleh faktor kapital (K), faktor tenaga kerja (L), teknologi (T), dan tanah (N). Jika faktor-faktor produksi selain tenaga kerja dianggap tetap /konstan maka fungsi produksi ouput dipengaruhi oleh faktor tenaga kerja saja.
Q = f(L)
Faktor–faktor produksi yang bersifat tetap disebut input tetap sedangkan faktor produksi yang berubah di sebut dengan faktor produksi variable.
Ø  Biaya Ekonomis
Biaya ekonomis adalah besarnya pengorbanan atas barang alternatif yang hilang dan tidak dapat diproduksi. Bila karyawan pabrik konveksi bekerja memproduksi baju maka pada waktu yang sama karyawan tersebut tidak dapat memproduksi celana. Biaya ekonomis dibagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit berupa pembayaran-pembayaran perusahaan untuk menyewa tenaga kerja, mesin-mesin, jasa transportasi dan membeli bahan baku. Sedangkan biaya implisit merupakan biaya faktor produksi milik sendiri, seperti modal sendiri yang dipakai hingga tidak perlu membayar bunga modal.
Ø  Periode Produksi dan Biaya
Periode produksi dibedakan menjadi periode jangka pendek dan periode jangka panjang. Periode jangka pendek merupakan periode dimana perusahaan tidak mempunyai cukup waktu untuk mengubah kapasitas pabrik, namun dapat mengubah tingkat penggunaan input tertentu. Misalnya menambah atau mengurangi tenaga kerja. Sedangkan dalam periode jangka panjang, perusahaan dapat mengubah semua input termasuk kapasitas produk berupa mesin dan peralatan produksi lain.

Produksi dan Biaya Jangka Pendek
Ø  Periode Produksi dan Biaya Jangka Pendek
Produk marginal (marginal product = MP) yaitu tambahan output atau produk total akibat tambahan satu satuan tenaga kerja atau tambahan satu faktor produksi variable.
MP = d(TP)/d(L)
Produk rata-rata per tenaga kerja (average product = AP) merupakan pembagian produk total dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi.
AP = TP/L
Biaya total (total cost = TC) merupakan penjumlahan biaya variabel  total (TVC) dan biaya tetap total (TFC). Biaya variabel total (TVC) merupkan biaya yang berubah seiring perubahan output yang diproduksi. Misalnya pembayaran bahan baku, bahan bakar, tenaga kerja, dll. Sedangkan biaya tetap total (Total Fixed Cost = TFC) merupakan biaya yang tidak berubah karena perubahan output. Misalnya pembayaran sewa, penyusutan gedung dan peralatan-peralatan lain, premi asuransi, gaji manager puncak.  Biaya total atau total cost (TC) dirumuskan dengan
TC = TVC+TFC
Bila misalnya biaya tetap yang dikeluarkan oleh produsen adalah sebesar Rp. 300.000, dan biaya variabelnya 3Q+0,5Q2 .
Maka biaya totalnya (TC) = 300.000 + 3Q + 0,5Q2 .
Misalnya perusahaan memproduksi sebanyak 500 satuan maka biaya totalnya dapat kita hitung sebagai berikut:
TC = 300.000 + 3 (500) + 0,5 (250000)
            = 300.000 + 1500 + 125000
            = 426.500
Misalnya perusahaan tidak berproduksi maka biaya totalnya:
TC = 300.000+ 3 (0) + 0,5 (0)
            = 300.000
Biaya tetap rata-rata (AFC) merupakan pembagian biaya tetap total dengan kuantitas output yang bersangkutan (Q).
AFC = TFC/Q
Biaya variable rata-rata (AVC) merupakan pembagian biaya variable total dengan output yang bersangkutan.
AVC =TVC/Q
Kurva AVC berbentuk huruf U. Mula-mula kurva  AVC turun mencapai minimum  karena hanya memerlukan tambahan faktor produksi variable yang lebih sedikit untuk memproduksi setiap tambahan output dan kemudian kurva AVC naik karena ada Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun yang memerlukan semakin banyak pengunaan faktor-faktor produksi variable untuk memproduksi setiap satuan output tambahan.
Biaya total rata-rata yaitu pembagian biaya total (TC) dengan output total (Q). Biaya total rata-rata ini juga dapat diperoleh dengan menambahkan biaya tetap rata-rata (AFC) dengan biaya variable rata-rata (AVC).
AC= TC/Q = AFC + AVC
Dari soal diatas besarnya AC dapat dihitung.
AC = TC/Q
Kurva AC berbentuk huruf U yang terletak diatasnya kurva AVC. Jarak vertikal antara keduanya berupakan besarnya FC pada seiap tingkat output.
Biaya marjinal merupakan tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksi satu satuan output tambahan.
MC =  dTC/dQ
MC dari soal diatas sebesar:
Biaya totalnya (TC) = 300.000 + 3Q + 0,5Q2 .
MC =  dTC/dQ
MC= d(300.000 + 3Q + 0,5Q2)/dQ
MC = 3 + Q
Hubungan antara biaya marjinal dan produk marjinal
Bila produk marjinal naik maka biaya marjinal mengalami penurunan, dan bila produk marjinal turun maka biaya marjinal mengalami kenaikan pada penambahan dari penggunaan tenaga kerja. Kurva biaya marjinal berbentuk U sedangkan kurva produk marjinal berbentuk U terbalik. Kurva biaya marjinal mencapai titik minimum pada saat kurva produk marjinal mencapai maksimum.
Hubungan antara AVC, AC, dan MC
Kurva MC memotong kurva AVC dan AC pada titik minimum. Bila besarnya biaya marjinal (MC) lebih kecil dari biaya total rata-rata (AC) maka AC akan turun. Bila biaya marjinal (MC) lebih besar dari biaya total rata-rata (AC) maka AC akan naik.
  
Produksi dan Biaya Jangka Panjang
Ø  Periode Produksi dan Biaya Jangka Panjang
Pada periode produksi jangka panjang, perusahaan dapat mengubah kapasitas pabrik dengan menambah atau mengurangi kapasitas pabrik tersebut dan semua faktor produksi bersifat variable. Misalnya perusahaan hanya menggunakan dua faktor produksi berupa tenaga kerja dan kapital. Fungsi produksi perusahaan tersebut adalah:
Q = f(K,L)
Kurva isoproduk merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi (kapital dan tenaga kerja) yang dapat digunakan untuk menghasilkan kuantitas output yang sama. Kurva isoproduk berlereng menurun dan berbentuk cekung ke arah titik asal.  Antara faktor produksi tenaga kerja dan kapital dapat saling menggantikan. Misalnya di pabrik tekstil, dalam menghasilkan output yang sama dapat menggunakan lebih banyak mesin-mesin untuk mengganti faktor produksi tenaga kerja.  Derajat subtitusi menurun (marginal rate of technical substitution = MRTS) dapat diukur dengan (∆L/∆K).
MRTSL,K =
MRTSL,K = derajat penggantian L oleh K, ∆L= perubahan L,  ∆K = perubahan K
Kurva isobiaya adalah kurva yang menunjukkan kombinasi faktor produksi yang dapat dibeli dengan tingkat pengeluaran tertentu. Kurva isobiaya berlereng menurun karena dengan sejumlah pengeluaran tertentu, bila kuantitas faktor produksi tenaga kerja yang dapat dibeli bertambah maka faktor produksi kapital yang dapat dibeli berkurang.
TC = (PK.K + PL. L)



 
Minimisasi Biaya Produksi atau Maksimisasi Output
Produsen meminimumkan biaya produksi pada tingkat output berapapun yang dapat dicapai bila kurva isobiaya menyinggung kurva isoproduk tertinggi. Perusahaan juga dapat memproduksi output maksimal pada tingkat biaya total tertentu.
Syarat keseimbangan produksi yang harus dipenuhi yaitu:
 MPL = produk marjinal faktor tenaga kerja (L), MPK = produk marjinal faktor tenaga kerja (L), MPx = produk marjinal faktor x;  PL,PK,Px = harga faktor produksi.
Bila setiap tingkat output sudah diproduksi dengan kombinasi faktor produksi dengan biaya minimum maka keseimbangn produksi telah tercapai. Jika titik-titik  keseimbangan dihubungkan maka akan diperoleh jalur perluasan produksi (expansion path).

EKUILIBRIUM ( Keseimbangan Pasar )

1. PENGERTIAN
Ekuilibrium adalah keadaan yang menunjukkan baik Konsumen maupun Produsen telah menyetujui harga suatu barang, yaitu harga yang Konsumen  bersedia membeli untuk sejumlah barang sama dengan harga yang Produsen bersedia menjual untuk sejumlah barang tersebut.

Harga keseimbangan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Penjual dan pembeli biasanya akan selalu mengambil tindakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara pemintaan dan penawaran. Situasi dimana jumlah penawaran lebih besar dari permintaan disebut dengan surplus. Sebaliknya, situasi dimana jumlah permintaan lebih besar dari pernawaran disebut dengan kekurangan (shortage).

Setelah pasar sampai ke titik ekuilibrium, penjual dan pembeli sama – sama puas dan harga pun tidak akan berubah lagi. Biasanya situasi surplus maupun kekurangan sifatnya sementara, karena pasar akan selalu bergerak kearah titik keseimbangan. Kondisi seperti inilah yang disebut dengan hukum penawaran dn permintaan (the law of supply and demand).

Kita tahu bahwa permintaan dan penawaran tidak selalu tetap, namun selalu berubah – ubah sesuai dengan perubahan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Apabila terjadi perubahan pada faktor – faktor tersebut, maka permintaan dan penawaran juga ikut berubah dan otomatis akan merubah posisi titik ekuilibrium. Jika terjadi peningkatan jumlah permintaan namun jumlah penawaran tetap, maka harga akan naik, sehingga titik ekuilibrium juga bergeser naik. Sementara jika penawaran naik namun permintaan tetap, maka harga akan turun dan mengakibatkan titik ekuilibrium juga turun.


2.  Syarat-syarat Titik Keseimbangan Pasar
Titik keseimbangan pasar bagi barang dan jasa tertentu harus memenuhi syarat sebagai berikut:
    1. Hanya berlaku untuk nilai-nilai (p dan q) yang positif.
    2. Hanya berlaku untuk titik yang memenuhi syarat bagi (sesuai dengan ciri-ciri dari) Kurva Permintaan maupun Kurva Penawaran.
Jadi keseimbangan pasar hanya ada satu.  Walaupun mungkin ada 2 titik potong antara Fungsi Permintaan dan Fungsi Penawaran (secara matematis) tetapi hanya ada satu titik potong antara Kurva Permintaan dan Kurva Penawaran, dengan kata lain hanya satu yang berlaku sebagai titik keseimbangan pasar.
3.  Penjelasan Secara Grafis
[untuk sementara belum bisa dilihat, tunggu sampai ada penampakan! Hehehe ...]
  • Keterangan:
  • E  =  Equilibrium [Keseimbangan]
  • D  =  Demand [Permintaan]
  • S  =  Supply [Penawaran]
  • q  =  jumlah pada keseimbangan pasar
  • p  =  harga pada keseimbangan pasar
3.a.  Konsumen dan produsen membuat kesepakatan pada harga pe, di mana konsumen ingin membeli barang sebanyak qe, sehingga terjadi keseimbangan pasar barang tersebut pada titik E (D=S).
3.b.  Pada harga p1, terjadi kelebihan penawaran (excess supply) sebesar q1aq1b, dan menimbulkan kompetisi di antara produsen sehingga akan mendorong turunnya harga barang dari p1 ke pe.
3.c.  Pada harga p2, terjadi kelebihan permintaan (excess demand) sebesar q2aq2b, dan menimbulkan kompetisi di antara konsumen sehingga akan mendorong naiknya harga barang dari p2 ke pe.
4.  Contoh-contoh Soal
4.a.  Jika diketahui barang A mempunyai Fungsi Permintaan  p = q² – 12q + 36  dan Fungsi Penawarannya adalah  p = q² + 2q + 1  carilah titik keseimbangan pasar barang A serta nilai-nilai q dan p yang berlaku bagi permintaan maupun penawaran barang tersebut.
Jawab 4.a. …
4.b.  Tentukan titik keseimbangan pasar dari Fungsi Permintaan barang B  8q + 3p = 49  dan Fungsi Penawarannya  8q = p² – 5, serta tunjukkan secara grafis!
Jawab 4.b. …
  • Mau lagi?  …
  • Enak aja nggak mau!  Kalau pingin bisa, ya kerjain latihannya sampai otak encer dan tangan lemes buat gambar grafik, hehehe …
  • Okelah kalau begitu
4+.  Tentukanlah titik keseimbangan pasar barang tertentu yang Fungsi Permintaan dan Fungsi Penawarannya dirumuskan seperti di bawah ini, kemudian gambarkan titik keseimbangan pasar tersebut dalam satu diagram serta tentukan pula nilai-nilai q dan p yang berlaku bagi permintaan dan penawaran barang tersebut:
  1. D:  p = 30 – 5q²                          dan  S:  p = 2q² + 4q + 6
  2. D:  (q + 20)(p + 10) = 400    dan  S:  2p = q + 7 
  3. D:  q = 2 - 2p                               dan  S:  q = 2p – 3
  4. D:  (3q + 4)/(2q – 1) = p          dan  S:  p = 2q + 1
  5. D:  p = 2q² – 22q + 60             dan  S:  p = q² + 2q + 1
  6. D:  q = p² – 9p + 20                   dan  S:  q = p² – 1
Fungsi Permintaan, Fungsi PenawaranKeseimbangan Pasar, dan Pengaruh Pajak Dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar biasanya hanya diberikan dalam 2 kali pertemuan saja dan hampir pasti keluar di UAS [matrix yang mungkin nggak dikeluarkan, karena sangat jarang aplikasinya dalam perekonomian].  Jadi kalau mau lancar, ya kerjakan latihan soal biar saat UAS langsung tahu langkah-langkah penyelesaiannya, 5 menit juga sudah kelar sampai grafiknya. :)   Kalau nggak begitu, pasti susah menelan soalnya, lama mencernanya, waktu habis, dan lewat deh 1 soal, bahkan bisa lebih.

Perbedaan antara Jumlah Diminta dan Perubahan Permintaan

Bedanya Antara Jumlah yang Di Minta dan Perubahan Permintaan :



  • Jumlah Yang diminta terjadi pada satu kurva yang sama. Hal ini di sebabkan karena perubahan Harga Barang itu sendiri
  • Perubahan Permintaan itu seluruh kurva permintaan bergeser bisa ke atas maupun kebawah. Hal ini di sebabkan oleh faktor-faktor yang tadinya di anggap Siteris Paribus berubah ke kanan.

  • Siteris Paribus/ Ceteris Paribus adalah biasanya digunakan dalam dunia ekonomi untuk menunjukan bahwa semua variable kecuali satu variable yang disebutkan, diasumsikan tidak berubah

    Permintaan Pasar adalah penjumlahan dari permintaan individu individu yang ada di pasar

    KURVA PERMINTAAN DAN PENAWARAN

    Kurva Permintaan
    Akibat dari adanya hukum permintaan tersebut kurva permintaan menjadi miring dari kiri atas ke kanan bawah, sehingga kurva permintaan dikatakan mempunyai kemiringan negatif, karena variable – variable yang bekerja dalam pemintaan bekerjanya berlawanan arah. Kurva permintaan tidak mungkin menyentuh sumbu P karena berapapun harganya pasti ada konsumen yang bersedia untuk membeli barang yang dihasilkan.
    Berikut contoh permintaan, Ada seseorang yang ingin membeli buah jeruk, berikut tabel harga jeruk beserta permintaan jeruknya :
    Harga Pasar
    Dari tabel di atas bisa dibuat grafik. Kurva permintaan ini memiliki kemiringan (slope) negatif atau bergerak dari kiri atas ke kanan bawah. Artinya apabila harga jeruk turun, jumlah barang yang diminta bertambah atau sebaliknya (ceteris paribus).

    Berikut adalah kurva permintaan Buah Jeruk :

    kurva permintaan
    Kurva Penawaran
    Kurva penawaran mempunyai kemiringan positif artinya variable – variabelnya bekerja dalam arah yang sama. Kurva penawaran miring dari kiri bawah ke kanan atas.
    Untuk membuat kurva penawaran kita gunakan tabel yang ada sebelumnya. Dibawah ini adalah kurva penawaran yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Kurva penawaran mempunyai slope positif, artinya jumlah barang yang ditawarkan berbanding lurus dengan harga barang. Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan.
    kurva penawaran

    Fungsi Permintaan dan Penawaran

    A. Fungsi Permintaan
    Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. fungsi permintaan adalah suatu kajian matematis yang digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen dan harga. fungsi permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang naik maka permintaan akan barang tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat. jadi hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta memiliki hubungan yang terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan (b) akan selalu negatif.

    Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai beriut :
    Qd = a - bPd    atau  Pd = -1/b ( -a + Qd)
    dimana :
    a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai negatif
    b          = ∆Qd / ∆Pd
    Pd        = adalah harga barang per unit yang diminta
    Qd       = adalah banyaknya unit barang yang diminta
    Syarat, P  ≥  0, Q ≥  0, serta dPd / dQ < 0

    untuk lebih memahami tentang fungsi permintaan, dibawah ini disajikan soal dan pembahasan tentang fungsi permintaan.

    • Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000 perKg permintaan akan jeruk tersebut sebanyak  1000Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000 Per Kg permintaan akan jeruk menurun menjadi  600Kg,  buatlah fungsi permntaannya ?
    Pembahasan :
    Dari soal diatas diperoleh data :
    P1 = Rp. 5.000      Q1 = 1000 Kg
    P2 = Rp. 7.000      Q2 = 600 Kg
    untuk  menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui dua titik, yakni :
    y - y1            x - x1
    ------    =    --------
    y2 - y1         x2 - x1

    dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
    P - P1           Q - Q1
    -------    =    --------
    P2 - P1         Q2 - Q1

    mari kita masukan data diatas kedalam rumus :
        P    -     5.000                     Q - 1000
    -----------------------  = ----------------
       7.000 -  5.000                   600 - 1000

               P - 5.000                 Q - 1000
    ----------------------- = ----------------
                 2.000                        -400

     P - 5.000 (-400)    =  2.000 (Q - 1000)
    -400P + 2.000.000 = 2000Q - 2.000.000
    2000Q = 2000.000 + 2.000.000 - 400P
    Q = 1/2000 (4.000.000 - 400P)
    Q = 2000 - 0,2P
    ============
    Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 - 0,2P



    B. Fungsi Penawaran
    Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen untuk menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi. Menurut hukum penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. jadi dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan memiliki hubungan posifit, karenanya gradien (b) dari fungsi penawaran selalu positif.

    Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:
    Qs = a + bPs

    dimana :
    a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai positif

    b = ∆Qs/ ∆Ps
    Ps= adalah harga barang per unit yang ditawarkan
    Qs= adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan
    Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0

    Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak 100 buah, dan pada saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih banyak menjadi 200 buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
    Jawab :
    dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :
    P1 = 3.000     Q1 = 100 buah
    P2 = 4.000     Q2 = 200 buah
    Langkah selanjutnya, kita memasukan data-data diatas kedalam rumus persamaan linear a:
     P - P1        Q - Q1
    --------  =  ---------
    P2 - P1      Q2 - Q1

        P  - 3.000         Q - 100
    --------------  = -------------
    4.000 - 3.000      200 - 100

         P - 3.000           Q - 100
    --------------   =  -------------
            1.000                 100

    (P - 3.000)(100) = (Q - 100) (1.000)
    100P - 300.000  = 1.000Q - 100.000
    1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
    1.000Q = -200.000 + 100P
    Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
    Q = -200 + 0.1P
    ============
    Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd
     
    C. Keseimbangan Harga
    Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan harga merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan konsumen dipasar.
    untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini :
    • Tentukan jumlah barang dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi permintaan Qd = 10 - 0,6Pd dan fungsi penawaran Qs = -20 + 0,4Ps.
    Jawab:
    Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
    10 - 0,6Pd   = -20 + 0,4Ps
    0,4P + 0,6P =  10 + 20
    P = 30
     
    Setelah diketahui nilai P, kita masukan nilai tersebut kedalam salah satu fungsi tersebut:
    Q = 10 - 0,2(30)
    Q = 10 - 6
    Q = 4,
    Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat harga (P)=30 dan jumlah barang (Q) = 4.
     
     

    D. Pengaruh Pajak  terhadap Keseimbangan Pasar

    Pengenaan pajak atau pemberian subsidi atas suatu barang yang diproduksi/dijual akan mempengaruhi keseimbangan pasar barang tersebut, mempengaruhi harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan.

    Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut naik. Setelah dikenakan pajak, maka produsen akan mengalihkan sebagian beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan menawarkan harga jual yang lebih tinggi. Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta di pasar menjadi lebih tinggi daripada harga keseimbangan sebelum pajak, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit.

    Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar (lebih tinggi) pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t. Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi (cateris paribus), titik keseimbangan akan bergeser menjadi lebih tinggi.

    Contoh:
    • Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan penawaranannya P = 3 + 0.5 Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar 3 perunit. Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak dan berapa pula jumlah keseimbangan sesudah pajak ?
    Jawab:
    Sebelum pajak Pe = 7 dan Qe = 8 (contoh di atas). Sesudah pajak, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi. Persamaan penawaran berubah dan kurva bergeser ke atas.

    Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0.5 Q
    Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0.5 Q + 3

    P = 6 + 0.5 Q Q = -12 + 2 P
    Sedangkan persamaan permintaan tetap :
    Q = 15 – P

    Keseimbangan pasar : Qd = Qs
    15 – P = -12 + 2P
    27 = 3P
    P = 9

    Q  = 15 – P
    Q = 15 – 9
    Q  = 6

    Jadi, sesudah pajak : Pe’ = 9 dan Qe’ = 6

    E. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar

    Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, dan sering disebut pajak negatif. Pengaruh terhadap pajakjuga berkebalikan dengan keseimbangan akibat pajak. Subsidi juga dapat bersifat spesifik dan juga proposional.


    Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dampaknya harga keseimbangan yang tercipta di pasar lebih rendah daripada harga keseimbangan sebelum atau tanpa subsidi,dan jumlah keseimbangannya menjadi lebih banyak.

    Dengan subsidi spesifik sebesar s kurva penawaran bergeser sejajar ke bawah, dengan penggal yang lebih rendah( lebih kecil ) pada sumbu harga. Jika sebelum subsidi persamaan penawaran P = a + bQ, maka sesudah subsidi akan menjadi P’ = a + b Q – s = ( a – s ) + b Q. Karena kurva penawaran lebih rendah, cateris paribus, maka titik keseimbangan akan menjadi lebih rendah.

    Contoh:
    • Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan penawaraannya P = 3 + 0.5 Q. Pemerintah memberikan subsidi sebesar 1.5 terhadap barang yang diproduksi. Berapa harga keseimbangan dan jumlahnya tanpa dan dengan subsidi.
    Jawab:
    Tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8 (pada contoh kasus di atas
    Dengan subsidi , harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran berubah dan kurvanya turun.

    Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0.5 Q
    Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0.5 Q – 1.5
    P = 1.5 + 0.5 Q Q = -3 + 2 P

    Keseimbangan pasar setelah ada subsidi:
    Qd = Qs
    15 – P = -3 + 2P
    18 = 3 P
    P = 6

    Q = 15 – P
    Q = 15 – 6 = 9

    Jadi, dengan adanya subsidi : Pe’ = 6 dan Qe’ = 9

     
    Untuk lebih memperjelas tentang fungsi permintaan dan penawaran, mari kita bahas beberapa soal olimpiade sains ekonomi yang ada kaitannya dengan fungsi permintaan dan penawaran :
     
    Soal pertama : (Olimpiade Sains Propinsi (OSP) Ekonomi 2006)
    • Permintaan akan durian di Medan ditunjukkan oleh persamaan Q = 80 - 2P, sedangkan penawarannya dicerminkan oleh persamaan Q = -120 + 8P. Harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan pasar durian di medan adalah...
    Jawab:
    Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs, Jadi
    80 - 2P = -120 + 8P
    8P + 2P = 120 + 80
    10P = 200
    P = 200 / 10
    P = 20
    Nilai P kita masukan kedalam fungsi permintaan atau penawaran untuk mencari berapa jumlah harga keseimbangan :
    Qs = -120 + 8(20)
    Qs = -120 + 160
    Qs = 40
    Jadi Jumlah barang dan harga keseimbangan masing-masing adalah 40 dan 20.
     
    Soal kedua : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2006)
    • When the price is Rp. 15.000,00 the request of lamp is to 4.000 for each goods of, and for every increase of price of Rp. 1.000,00 the request of lamp going down 500 for each goods of. Pursuant to the data, the demand function is...
    Jawab:
    dari data diatas diperoleh data-data sebagai berikut :
    P1 = 15.000  Q1=4000
    jika kenaikan harga perunit (∆P) = 1.000   maka harga barang (Q) akan turun 500 perunit.
    jadi apabila P2 = 16.000 maka Q2=3500
    Setelah itu data-data diatas kita masukan kedalam fungsi persamaannya:
      P - P1         Q - Q1
    ---------- = -----------
     P2 - P1        Q2 - Q1
     
         P - 15.000             Q  - 4.000
    ----------------- = ----------------
    16.000 - 15.000       3.500 - 4.000
     
        P - 15.000              Q - 4.000
    ----------------- = ----------------
             1.000                      -500

    (P - 15.000)(-500)  = (Q - 4.000)(1.000)
    -500P + 7.500.000 =  1.000Q - 4.000.000
    1000Q = 4.000.000 + 7.500.000 - 500P
    Q = 1/1000 (11.500.000 - 500P)
    Q = 11.500 - 0,5P
    ==============
    Jadi fungsi permintaan dari soal diatas adalah Q = 11.500 - 0,5P atau Q = -1/2P + 11.500


    Soal ketiga : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2008)
    • Dalam suatu pasar diketahui fungsi permintaannya Qd = 40 - 2P dan fungsi penawarannya Ps = Q + 5, berdasarkan informasi tersebut maka harga keseimbangan terjadi pada...
    Jawaban:

    keseimbangan pasar terjadi apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi karena pada soal diketahui Qd dan Ps, maka kita dapat mensubtitusikan kedua persamaan tersebut untuk memperoleh harga keseimbangan.
    Qd = 40 - 2P dan Ps = Q + 5,  Kita subtitusikan menjadi :
    Q = 40 - 2(Q + 5)
    Q = 40 - 2Q - 10
    Q = 40-10-2Q
    Q = 30 - 2Q
    Q + 2Q = 30
    3Q = 30
    Q = 30/3
    Q = 10
    Setelah nilai Q diketahui, maka langkah selanjutnya kita memasukan nilai Q kedalam fungsi Ps untuk memperoleh harga keseimbangan.
    Ps = 10 + 5
    Ps = 15
    Jadi harga keseimbangan terjadi pada saat Q = 10 dan P = 15.
    Soal keempat : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2009)
    • When the price of a "Lancer" Notebook is Rp.5.000.000,00/unit, the demand is 80 units, If the price increases 10%, the demand decreases to 60 units. Based on that data, the demands function is...
    Jawaban:
    dari data diatas diperoleh data-data sebagai berikut:
    P1 = 5.000.000  Q1 = 80
    Jika  harga naik 10% (P2 = (10% x 5.000.000) + 5.000.000 = 5.500.000) maka Q2 = 60
    langkah selanjutnya, kita masukan data-data diatas kedalam persamaan fungsi permintaannya:
       P - P1       Q - Q1
    ---------- = -----------
      P2 - P1     Q2 - Q1

             P - 5.000.000                      Q - 80
    -------------------------   =  ------------------
      5.500.000 - 5.000.000               60 - 80
              P - 5.000.000                 Q - 80
    ------------------------- = ------------------
                  500.000                        -20

    (P - 5.000.000)(-20) = (Q - 80)(500.000)
    -20P + 100.000.000 = 500.000Q - 40.000.000
    500.000Q = 100.000.000 + 40.000.000 - 20P
    500.000Q = 140.000.000 - 20P
    Q = 1/500.000 (140.000.000 - 20P)
    Q = 280.000 - 0,00004P atau
    Q = 280 - 0,04P
    ==========================

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

    FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa, antara lain :

    - Tingkat pendapatan seseorang/masyarakat
    - Jumlah penduduk
    - Selera penduduk
    - Fluktuasi ekonomi
    - Harga barang yang di tuju
    - Harga barang subsitusi
    - Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)
    Besar kecilnya permintaan di tentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal ini akan berlaku bila faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan (tetap) atau disebut ada dalam keadaan ceteris paribus.
    Dalam keadaan seperti itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan perbandingan lurus antara harga dengan penawaran seperti apa yang dikatakan Alfred Marshall. Yang menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan disebut sebagai hukum permintaan.

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain :

    - Harga barang yang dituju
    - Biaya produksi dan ongkos
    - Tujuan produksi
    - Teknologi yang digunakan
    - Harga barang subsitusi
    - Lain hal (factor sosial/politik)

    Apabila terdapat perubahan harga barang yang dituju, sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi penawaran seperti : biaya produksi dan ongkos, tujuan produksi , teknologi yang digunakan, harga barang subsitusi dan lain-lain hal tidak berubah. Maka penawaran akan ditentukan oleh harga, jadi besar kecilnya jumlah barang/jasa yang ditawarkan tergantung pada tinggi rendahnya harga. Menurut Alfred Marshall perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran disebut sebagai hukum penawaran.

    PERGESERAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN
    Di dalam ini, terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran, antara lain :
    1. Perubahan tingkat pendapatan penduduk

    Perubahan pendapatan penduduk (masyarakat) dapat mengubah pola dan jumlah permintaan yang sekaligus mendorong perubahan pada penawaran oleh para produsen penjual. Bila pendapat penduduk bertambah dan harga baranng masih tetap, ada kemungkinan permintaan terhadap barang/jasa meningkat. Kemudian, pertambahan permintaan itu juga akan mengakibatkan berubahnya penawaran, jika barang/jasa yang ditawarkan persediannya menjadi kurang, maka harga barang/jasa akan naik. Pada saat harga akan naik, permintaan kembali menurun dan begitu seterusnya.

    2. Perubahan jumlah penduduk

    Pertambahan penduduk merupakan factor yang sangat dominan terhadap perubahan permintaan dan penawaran. Bertambahnya penduduk akan menimbulkan bertambahnya kebutuhan berbagai macam barang/jasa, sehingga permintaan akan bertamba. Naiknya permintaan berpengaruh langsung terhadap penawaran barang/jasa. Banyaknya permintaan itu akan menaikkan harga barang/jasa yang ditawarkan, sehingga pada suatu saat permintaan akan menurun kembali, ketika permintaan turun produsen/penjual yang masih memiliki banyak barang/jasa akan menaikkan penjualan dengan menurunkan harga.


    3. Selera penduduk

    Selera masyarakat sering kali berubah-ubah pada saat tertentu, mereka suka akan mode A dan pada waktu lain menyukai mode B. Begitu juga terhadap makanan, pada musim panas menyukai makanan X dan pada musim lainnya cenderung mengkonsumsi barang Y. Pergeseran permintaan dari satu barang ke barang lain akan berpengaruh juga terhadap pergeseran penawaran keadaan ini akan mengakibatkan naik dan turunnya permintaan, serta naik turunnya harga barng/jasa yang ditawarkan.

    4. Faktor lain (harapan, hubungan sosial, dan politik)

    Harapan massa, pengaruh hubungan sosial dan keadaan politik, pada saat stabil mengarah pada kemakmuran sehingga masyarakat mampu meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya mendorong pada peningkatan permintaan barang/jasa.

    5. Harga subsitusi

    Adanya barang pengganti (subsitusi) dari suatu barang/jasa dapat mengubah jumlah permintaan, kemudian berpengaruh pada harga dan penawaran. Munculnya barang pengganti yang lebih murah, kemungkinan besar akan mendorong sebagian besar konsumen untuk memilih barang subsitusi tersebut.

    Terjadinya pergeseran (kurva) permintaan dan penawaran, disamping karena perubahan-perubahan dari berbagai factor diatas juga mungkin terjadi karena adanya berbagai hal sbb :
    - Perubahan teknologi produksi
    Tingkat kemajuan teknologi perusahaan menentukan kemampuan cara-cara baru untuk memproduksi dan kemungkinan melakukan efesiensi biaya produksi. Dan teknologi baru produksi barang dapat di tingkatka, sehingga menyebabkan penawaran barang menjadi bertambah.
    - Munculnya produsen/penjual baru
    Setiap saat akan muncul perusahaan (produsen/penjual baru) akan bertambah.
    - Perubahan harga sumber-sumber produksi
    Fluktusi harga sumber-sumber produksi kemungkinan akan mangakibatkan naik dan turunnya biaya produksi. Hal ini akan mempengaruhi tingkat harga barang yang di tawarkan.
    Berdasarkan kurva diatas. Dapat kita simpulkan bahwa pergaseran kurva permintaan dan penawaran di suatu pasar terjadi karena berbagai factor di luar harga.



    Pergeseran Permintaan

    Pergeseran permintaan adalah perubahan jumlah barang/jasa yang dibeli lebih banyak/lebih sedikit yang terjadi sebagai akibat pengaruh berbagai factor lain selain harga.
    Kenaikan permintaan adalah maningkatnya jumlah barang/jasa yang dibeli sebagai akibat turunnya harga, sedangkan penurunan permintaan adalah penurunan pembelian akibat kenaikan harga.

    Pergeseran Penawaran

    Pergeseran penawaran adalah perubahan kuantitas barang/jasa yang ditawarkan / dijual, ber (+) / ber (-) , sebagai akibat pengaruh faktor-faktor lain selain harga.
    Kenaikan penawaran adalah bertambahnya jumlah barang/jasa yang dijual sebagai akibat penurunan harga.

    Faktor-Faktor Produksi

    Faktor-faktor Produksi

      Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga kerja mansuia, modal dan kewirausahaan.
    a.
    Sumberdaya Alam
       
      Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
    - Tanah, tumbuhan, hewan.
    - Udara, sinar matahari, hujan.
    - Bahan tambang, dan lain sebagainya.
      Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di alam langsung.
      Coba Anda lihat di sekitar lingkungan tempat tinggalmu, faktor-faktor produksi sumberdaya alam apa saja yang ada, dan dapat digunakan untuk produksi apa!
    b.
    Sumberdaya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)
      Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang.
      Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas:
     
    a). Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal.
    Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
    b).  Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian berdasarkan latihan dan pengalaman.
    Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
    c) Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour), adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
    Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani.
      Dari klasifikasi tenaga kerja di atas, coba Anda klasifikasi tenaga kerja yang mana paling banyak di daerah Anda.
    c.
    Sumberdaya Modal
      Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan). Di dalam proses produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.
      Modal dapat dibedakan menurut:
     
    1) Kegunaan dalam proses produksi.
      a) Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan berkali-kali dalam proses produksi.
    Contoh: gedung, mesin-mesin pabrik.
      b) Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai dalam proses produksi.
    Contoh: bahan baku, bahan pembantu.
    2) Bentuk Modal
      a) Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi.
    Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.
      b) Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat tetapi mempunyai nilai dalam perusahaan.
    Contoh: nama baik perusahaan dan merek produk.
    d.
    Sumberdaya Pengusaha
      Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien.
      Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu proses produksi, pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.

    Pengertian Permintaan, Penawaran, Hukum Permintaan dan Penawaran Dan Harga Keseimbangan

    Di setiap transaksi perdagangan dalam ekonomi pasti terdapat suatu permintaan (demand), penawaran (supply), harga dan kuantitas  akan suatu barang atau jasa yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Permintaan dan penawaran akan saling bertemu dan akan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang).
    Berikut sedikit penjelasan tentang permintaan, penawaran, hukum permintaan dan penawaran, faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran serta tentanh harga keseimbangan.
    Pengertian Permintaan (demand) dan Penawaran (supply)
    Permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi, adalah merupakan suatu penggambaran atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual terhadap suatu barang.
    Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu
    Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.
    Hukum Permintaan dan Penawaran
    Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya.
    Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.
    Hukum permintaan
    Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
    “Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”
    Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
    Hukum penawaran
    Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:
    “Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditwarkan.”
    Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).
    Faktor – faktor yang mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
    Tingkat permintaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang selalu mengikutinya, antara lain adalah : perilaku/selera konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap, pendapatan/penghasilan konsumen, perkiraan harga di masa depan dan banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen.
    Sedangkan pada tingkat penawaran akan dipengaruhi antara lain oleh : biaya produksi dan teknologi yang digunakan, tujuan dari suatu Perusahaan, pajak, ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap dan prediksi/perkiraan harga di masa depan.
    Penentuan Harga Keseimbangan
    Harga keseimbangan atau harga ekuilibrium dalam ekonomi adalah merupakan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
    Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.
    Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

    Menentukan Keadaan Keseimbangan Dengan Matematik
    Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.
    CONTOH :
    Persamaan permintaan : Qd = 1.500 – 0,001 Pq
    Persamaan penawaran  : Qs = -100 + 0,001 Pq
    Syarat keseimbangan adalah permintaan sama dengan penawaran atau Qd = Qs.
    1.500 – 0,001 P = -100 + 0,001 Pq
    1.500 + 100 = 0,001 P + 0,001 Pq
    1.600 = 0,002 Pq
    Pq = 800.000 ( harga keseimbangan / harga pasar).

    Pengenalan Ilmu Ekonomi

    Lingkup Ilmu Ekonomi

    a. Microeconomics adalah bagian dari ilmu ekonomi yang membahas perilaku individu dalam membuat keputusan penggunaan berbagai unit ekonomi. Di sini ada perusahaan dan rumah tangga.

    b. Macroeconomics adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menjelaskan perilaku ekonomi secara keseluruhan (economic aggregates)— akan terkait dengan income, output, employment, dan lain-lain—dalam kerangka atau skala nasional.

    Pembagian Ilmu Ekonomi (Alferd W. Stonier dan Douglas C. Hague)

    1. Descriptive Economics (ilmu ekonomi deskriptif).
    Di sini dikumpulkan semua kenyataan yang penting tentang pokok pembicaraan (topik)
    yang tertentu, artinya mendiskripsikan data-data yang menjelaskan berbagai fenomena dan kenyataan yang terjadi.
    misalnya: sistem pertanian di Bali, atau industri katun di India.

    2. Economic Theory (ilmu ekonomi teori atau teori ekonomi atau analisis ekonomi).
    Di sini kita memberikan penjelasan yang disederhanakan tentang caranya suatu sistem ekonomi bekerja dan ciri-ciri yang penting dari sistem seperti itu. Teori ekonomi dibangun dengan landasan pengamatan sebab akibat berdasarkan aksi dan reaksi yang terjadi dalam kehidupan ekonomi masyarakat.

    3. Applied Economics (ilmu ekonomi terapan).
    Di sini kita mencoba mempergunakan rangka dasar umum dan analisis yang diberikan
    oleh ekonomi teori untuk menerangkan sebab-sebab dan arti pentingnya kejadian-kejadian yang dilaporkan oleh para ahli ekonomi deskriptif.

    Metode Ekonomi
    a. Positive economics
    Ekonomi positif adalah pendekatan ekonomi yang mempelajari berbagai pelaku dan proses bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa menggunakan suatu pandangan subjektif untuk menyatakan bahwa sesuatu itu baik atau jelek dari sudut pandang ekonomi.
    Ekonomi positif di bagi menjadi dua, yaitu ekonomi deskriptif dan ekonomi teori.

    b. Normative economics
    Oleh beberapa ahli dari hal ini membangun yang disebut dengan politik ekonomi (political economics), salah satu cabangnya ekonomi kelembagaan. Ekonomi normatif adalah pendekatan ekonomi dalam mempelajari perilaku ekonomi yang terjadi, dengan mencoba memberikan penilaian baik atau buruk berdasarkan pertimbangan subjektif.

    Adapun tiga masalah pokok dalam perekonomian, yaitu :
    1. Jenis barang dan jasa apa yang akan diproduksi?
    2. Bagaimana menghasilkan barang dan jasa tersebut?
    3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan?

    Memecahkan Masalah Ekonomi :
    1. Barang apa yang akan diproduksi (What): Ditentukan oleh hak memilih dalam nilai Rupiah yang dimiliki konsumen.
    2. Bagaimana barang diproduksi (How): Ditentukan oleh persaingan diantara produsen.
    3. Bagi siapa barang dibuat (For Whom): Ditentukan oleh pola permintaan dan penawaran di pasar atas faktor produksi.