Pengertian dan Periode Produksi dan Biaya
Ø
Teori Produksi
Teori produksi adalah teori
yang menjelaskan hubungan antara kuantitas produk dan faktor-faktor produksi
yang digunakan. Sedangkan fungsi
produksi dinyatakan dalam bentuk :
Q =
f(K,L,T,N)
Fungsi produksi output
dipengaruhi oleh faktor kapital (K), faktor tenaga kerja (L), teknologi (T),
dan tanah (N). Jika faktor-faktor produksi selain tenaga kerja dianggap tetap /konstan
maka fungsi produksi ouput dipengaruhi oleh faktor tenaga kerja saja.
Q = f(L)
Faktor–faktor produksi yang
bersifat tetap disebut input tetap sedangkan faktor produksi yang berubah di
sebut dengan faktor produksi variable.
Ø
Biaya Ekonomis
Biaya ekonomis adalah besarnya
pengorbanan atas barang alternatif yang hilang dan tidak dapat diproduksi. Bila karyawan pabrik
konveksi bekerja memproduksi baju maka pada waktu yang sama karyawan tersebut
tidak dapat memproduksi celana. Biaya ekonomis dibagi menjadi dua yaitu biaya
eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit berupa pembayaran-pembayaran
perusahaan untuk menyewa tenaga kerja, mesin-mesin, jasa transportasi dan
membeli bahan baku.
Sedangkan biaya implisit merupakan biaya faktor produksi milik sendiri, seperti
modal sendiri yang dipakai hingga tidak perlu membayar bunga modal.
Ø
Periode Produksi dan Biaya
Periode produksi dibedakan menjadi
periode jangka pendek dan periode jangka panjang. Periode jangka pendek
merupakan periode dimana perusahaan tidak mempunyai cukup waktu untuk mengubah
kapasitas pabrik, namun dapat mengubah tingkat penggunaan input tertentu.
Misalnya menambah atau mengurangi tenaga kerja. Sedangkan dalam periode jangka
panjang, perusahaan dapat mengubah semua input termasuk kapasitas produk berupa
mesin dan peralatan produksi lain.
Ø
Periode Produksi dan Biaya Jangka Pendek
Produk marginal (marginal
product = MP) yaitu tambahan output atau produk total akibat
tambahan satu satuan tenaga kerja atau tambahan satu faktor produksi variable.
MP =
d(TP)/d(L)
Produk rata-rata per tenaga kerja (average
product = AP) merupakan pembagian produk total dengan jumlah tenaga kerja
yang digunakan untuk memproduksi.
AP = TP/L
Biaya total (total cost =
TC) merupakan penjumlahan biaya variabel
total (TVC) dan biaya tetap total (TFC). Biaya variabel total (TVC)
merupkan biaya yang berubah seiring perubahan output yang diproduksi. Misalnya
pembayaran bahan baku,
bahan bakar, tenaga kerja, dll. Sedangkan biaya tetap total (Total Fixed Cost = TFC) merupakan biaya
yang tidak berubah karena perubahan output. Misalnya pembayaran sewa,
penyusutan gedung dan peralatan-peralatan lain, premi asuransi, gaji manager
puncak. Biaya total atau total cost (TC)
dirumuskan dengan
TC = TVC+TFC
Bila
misalnya biaya tetap yang dikeluarkan oleh produsen adalah sebesar Rp. 300.000,
dan biaya variabelnya 3Q+0,5Q2 .
Maka biaya
totalnya (TC) = 300.000 + 3Q + 0,5Q2 .
Misalnya
perusahaan memproduksi sebanyak 500 satuan maka biaya totalnya dapat kita
hitung sebagai berikut:
TC =
300.000 + 3 (500) + 0,5 (250000)
=
300.000 + 1500 + 125000
=
426.500
Misalnya
perusahaan tidak berproduksi maka biaya totalnya:
TC =
300.000+ 3 (0) + 0,5 (0)
=
300.000
Biaya tetap rata-rata (AFC)
merupakan pembagian biaya tetap total dengan kuantitas output yang bersangkutan
(Q).
AFC = TFC/Q
Biaya variable rata-rata (AVC)
merupakan pembagian biaya variable total dengan output yang bersangkutan.
AVC =TVC/Q
Kurva AVC berbentuk huruf U.
Mula-mula kurva AVC turun mencapai minimum karena hanya memerlukan tambahan faktor
produksi variable yang lebih sedikit untuk memproduksi setiap tambahan output
dan kemudian kurva AVC naik karena ada Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun
yang memerlukan semakin banyak pengunaan faktor-faktor produksi variable untuk
memproduksi setiap satuan output tambahan.
Biaya total rata-rata yaitu
pembagian biaya total (TC) dengan output total (Q). Biaya total rata-rata ini
juga dapat diperoleh dengan menambahkan biaya tetap rata-rata (AFC) dengan
biaya variable rata-rata (AVC).
AC= TC/Q =
AFC + AVC
Dari soal diatas besarnya AC dapat
dihitung.
AC = TC/Q
Kurva AC berbentuk huruf U yang
terletak diatasnya kurva AVC. Jarak vertikal antara keduanya berupakan besarnya
FC pada seiap tingkat output.
Biaya marjinal merupakan tambahan
biaya yang diperlukan untuk memproduksi satu satuan output tambahan.
MC = dTC/dQ
MC dari
soal diatas sebesar:
Biaya
totalnya (TC) = 300.000 + 3Q + 0,5Q2 .
MC = dTC/dQ
MC= d(300.000 + 3Q + 0,5Q2)/dQ
MC =
3 + Q
Hubungan antara biaya marjinal dan produk marjinal
Bila produk marjinal naik maka
biaya marjinal mengalami penurunan, dan bila produk marjinal turun maka biaya
marjinal mengalami kenaikan pada penambahan dari penggunaan tenaga kerja. Kurva
biaya marjinal berbentuk U sedangkan kurva produk marjinal berbentuk U
terbalik. Kurva biaya marjinal mencapai titik minimum pada saat kurva produk
marjinal mencapai maksimum.
Hubungan antara AVC, AC, dan MC
Kurva MC memotong kurva AVC dan AC
pada titik minimum. Bila besarnya biaya marjinal (MC) lebih kecil dari biaya
total rata-rata (AC) maka AC akan turun. Bila biaya marjinal (MC) lebih besar
dari biaya total rata-rata (AC) maka AC akan naik.
Produksi dan Biaya Jangka Panjang
Ø
Periode Produksi dan Biaya Jangka Panjang
Pada periode produksi jangka
panjang, perusahaan dapat mengubah kapasitas pabrik dengan menambah atau
mengurangi kapasitas pabrik tersebut dan semua faktor produksi bersifat
variable. Misalnya perusahaan hanya menggunakan dua faktor produksi berupa
tenaga kerja dan kapital. Fungsi produksi perusahaan tersebut adalah:
Q = f(K,L)
Kurva isoproduk merupakan kurva
yang menunjukkan kombinasi dua faktor produksi (kapital dan tenaga kerja) yang
dapat digunakan untuk menghasilkan kuantitas output yang sama. Kurva isoproduk
berlereng menurun dan berbentuk cekung ke arah titik asal. Antara faktor produksi tenaga kerja dan
kapital dapat saling menggantikan. Misalnya di pabrik tekstil, dalam
menghasilkan output yang sama dapat menggunakan lebih banyak mesin-mesin untuk
mengganti faktor produksi tenaga kerja. Derajat subtitusi menurun (marginal rate of technical substitution =
MRTS) dapat diukur dengan (∆L/∆K).
MRTSL,K
=
MRTSL,K = derajat
penggantian L oleh K, ∆L= perubahan L,
∆K = perubahan K
Kurva isobiaya adalah kurva yang
menunjukkan kombinasi faktor produksi yang dapat dibeli dengan tingkat
pengeluaran tertentu. Kurva isobiaya berlereng menurun karena dengan sejumlah
pengeluaran tertentu, bila kuantitas faktor produksi tenaga kerja yang dapat
dibeli bertambah maka faktor produksi kapital yang dapat dibeli berkurang.
TC = (PK.K
+ PL. L)
Minimisasi Biaya Produksi
atau Maksimisasi Output
Produsen meminimumkan biaya
produksi pada tingkat output berapapun yang dapat dicapai bila kurva isobiaya
menyinggung kurva isoproduk tertinggi. Perusahaan juga dapat memproduksi output
maksimal pada tingkat biaya total tertentu.
Syarat keseimbangan produksi yang
harus dipenuhi yaitu:
MPL = produk marjinal faktor tenaga
kerja (L), MPK = produk marjinal faktor tenaga kerja (L), MPx
= produk marjinal faktor x; PL,PK,Px
= harga faktor produksi.
Bila setiap tingkat output sudah
diproduksi dengan kombinasi faktor produksi dengan biaya minimum maka
keseimbangn produksi telah tercapai. Jika titik-titik keseimbangan dihubungkan maka akan diperoleh
jalur perluasan produksi (expansion path).
Produk Marginal merupakan?
BalasHapusKeren sob
BalasHapuswww.kiostiket.com